Kebobrokan Industri Halal Indonesia

 Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbanyak sedunia. oleh karenanya, ketika membeli barang, sertifikasi logo banyak digunakan untuk produk makanan. Terlebih, menurut laporan Salaam Gateaway dan Dinar Gateaway, masyarakat Indonesia juga menjadi konsumen terbesar makanan halal terbesar sedunia, bahkan mengalahkan negara-negara timur tengah.


Data LPPOM MUI pun menunjukkan bahwa sertifikat halal juga terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, meski di tahun 2019 tidak sebanyak tahun sebelumnya:


Bentuk industri halal yang cukup menjamur di Indonesia adalah minimarket halal. Di Depok minimarket halal itu salah satunya adalah Al-Hikam Mart. Ritel berbasis halal ini adalah satu cabang bisnis yang dimiliki oleh pondok pesantren Al-Hikam, selain yang berada di Malang. Meski dimiliki pondok pesantren, toko ini tidak hanya menerima konsumen dari para santri, namun juga dari masyarakat umum dan mahasiswa-mahasiswa UI.

Al-Hikam Mart, ritel berbasis halal

Pak Arif, Ketua Toko Al-Hikam Mart

Pak Arif mengungkapkan bahwa konsumen memiliki kesadaran untuk mengonsumsi makanan halal. Bahkan, sejumlah pembeli sampai menanyakan kehalalan produk yang dijualnya di toko secara langsung. "Pernah ada root beer dan keripik enggak ada logo halalnya, kita dikomplain ama mereka. Mereka malah bukan dari santri, orang luar".

Yang menarik, kesadaran akan produk halal ini mulai terangkat semenjak peristiwa demo 212 terjadi. Menurut Arif, pada masa itu masyarakat sedang ramai-ramainya mencari label halal, namun setelah peristiwa 212 berlalu, orang-orang yang menanyakan label halal sudah tidak sebanyak pada masa tersebut. "[Orang-orang yang menanyakan label halal] itu semangat keislamannya baru."

Animo produk halal oleh masyarakat Indonesia ditanggapi dengan gesit oleh perusahaan-perusahaan besar yang memasarkan produk di negara ini. Bahkan, produk-produk yang digunakan di luar tubuh pun dilabeli halal, mulai dari kapas, korek kuping, pelembut pakaian, dan lain sebagainya.

Kapas yang dilengkapi label halal

Sabun cuci piring yang dilengkapi label halal

Korek kuping yang dilengkapi label halal

pelembut pakaian yang dilengkapi label halal

Realita Industri Halal Nusantara

Meskipun negara kita dibanjiri banyak produk halal, masih banyak produk-produk tersebut adalah impor. Bahkan, untuk produk makanan, Indonesia adalah konsumen makanan halal paling besar sedunia. Namun, meski memiliki konsumen yang sangat besar, potensi ini justru tidak dimanfaatkan oleh produsen dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar. Indonesia 
tidak termasuk dalam peringkat sepuluh produsen makanan halal terbesar di dunia. Negara kita bahkan kalah oleh Malaysia yang memiliki persentase muslim jauh lebih sedikit.
 
Lantas apa yang membuat potensi makanan halal di Indonesia tertinggal? Dan, apa yang bisa kita pelajari dari Negara tetangga kita?

Simak video berikut untuk pembahasannya!





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Darurat Kesehatan Mental Indonesia Selama Pandemi

Beban Mental dan Ancaman Kekerasan pada Perempuan di Masa WFH

Gangguan Kesehatan Mental dan Kekerasan Intai Anak Selama PJJ